Saat Yesus sedang diadili di hadapan Mahkamah Agama Yahudi dan status Petrus sebagai salah seorang murid Yesus dipertanyakan, Petrus segera menyangkali, bahkan ia mengutuk dan bersumpah bahwa ia tidak mengenal Yesus (Matius 26:69-75; Markus 14:66-72; Lukas 22:56-62; Yohanes 18:15-18, 25-27). 3) Selain suka bicara secara spontan, tindakan PetrusKISAH PARA RASUL 115-26 TUHAN MEMANGGIL DAN MEMILIH HAMBA-HAMBANYA Setelah Yudas Iskariot bunuh diri dan dikebumikan di sebidang tanah, yang disebut “Hakal Dama” artinya tanah darah; maka para rasul berkumpul untuk membicarakan siapa yang menggantikannya. Para rasul tersebut berkumpul bersama lebih kurang 120 orang. Ada dua calon, yang dianggap mereka layak untuk menggantikan posisi Yudas Iskariot, yaitu Yusuf yang juga disebut Barsabas/ Yustus dan Matias. Penjelasan Nas dan Aplikasi 1. Pemilihan dengan cara Undian- mengajar kita untuk berserah kepada Tuhan. Prosedur pemilihan calon menjadi menarik, karena melibatkan undian. Dari dua calon kuat, kemudian diundi siapa yang menjadi pilihan Tuhan dengan cara sebelumnya berdoa agar Tuhan yang menentukan dan mengimani bahwa siapapun yang terpilih itu berarti pilihan Tuhan. Yang terpilih adalah Matias, seorang yang tidak pernah muncul sebelum dan sesudahnya. Boleh dikatakan ia tidak telalu populer, karena namanya hanya muncul ketika pemilihan ini saja. Banyak orang berkata bahwa undian sangat dekat dengan perjudian. Praktek seperti ini lama menjadi perdebatan dalam berbagai zaman. Membuang undi adalah tindakan yang dilakukan pada zaman kekafiran di wilayah Timur Tengah. Bapa-bapa gereja sangat menentang perlakuan seperti ini dalam pengambilan keputusan, meskipun saat itu umumnya dilakukan Gereja manakala diperhadapkan pada keputusan yang sangat sulit. Itulah sebabnya, selalu didahului dengan berdoa. Melalui doa tersebut terlihat ada kepasrahan kepada Tuhan. Ada keinginan supaya Tuhan saja melalui RohNya menyatakan pilihanNya. Oleh karena itu, dalam pemilihan para rasul ini, kita harus berkata bahwa undian yang dilakukan bukanlah perjudian. Kita harus berkata bahwa Tuhan selalu punya banyak cara dan punya wewenang penuh dalam menentuka caranya dan dapat memakai apa dan siapa yang menjadi alat dan perantara-Nya. Di kalangan pendeta kemungkinan masih melakukan praktik yang mirip dengan cara yang sedikit berbeda, yaitu penentuan ayat pilihan bagi parguru malua yang akan lepas sidi. Pendeta berdoa, lalu mencabut ayat-ayat yang akan diberikan kepada pemuda/pemudi yang lepas sidi yang kemudian dicantumkan pada sertifikat sidinya. Caranya, bisa memilih ayat-ayat pada secarik kertas dalam bahasa Batak disebutkan dengan manjomput na sinurat, atau membuka Alkitab yang menunjukkan di mana lembarannya yang akan terbuka menjadi ayat pilihan dimaksud. 2. Tuhan membutuhkan kesediaan hambaNya untuk bekerja bagiNya Pilihan terhadap Matias dalam perikop ini memperlihatkan bahwa Tuhan membutuhkan kesediaan kita untuk melayaniNya. Tuhan Yesus pernah berkata “Banyak yang terpanggil, tetapi sedikit yang terpilih” Matius 2214 memperlihatkan bahwa sampai saat ini Tuhan terus memanggil dan memilih. Apakah kita termasuk orang yang terpanggil dan terpilih, tidak hanya tergantung kepada Tuhan saja, tetapi juga tergantung kepada keterbukaan hati kita untuk mengikuti panggilan dan pilihanNya. Sebab, sebagaimana seseorang yang bertepuk tangan; ia tidak dapat bertepuktangan hanaya dengan mempergunakan satu tangan saja. Ia bisa bertepuktangan jika kedua tangannya dipergunakan.
0% found this document useful 0 votes290 views1 pageOriginal TitleKisah Para Rasul 1 15 - 26Copyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes290 views1 pageKisah para Rasul 1 15 - 26Original TitleKisah Para Rasul 1 15 - 26Jump to Page You are on page 1of 1Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Petrus kemudian berdiri di hadapan seratus dua puluh orang dan berbicara kepada mereka tentang fakta sesungguhnya yang telah terjadi dalam kehidupan Yudas sebagai penggenapan Kitab Suci. Walaupun Yudas sudah meninggal, tetapi angka dua belas harus menjadi bilangan para murid Yesus (15- 20).
Renungan 3 Juli 2021 Kisah Para Rasul 1 15-26 Hidup yang Berkenan Renungan Kisah Para Rasul 1 15-26 Hidup yang Berkenan. Bekerja sesuai dengan minat dan tipe kepribadian adalah idaman setiap orang. Bahkan, umumnya akan lebih sukses dalam menjalani karir karena pekerjaan lebih menyenangkan dan lebih giat mengerjakan sehingga tanggung jawab semakin tinggi. Namun, tidak mudah menemukan pekerjaan idaman yang sesuai dengan minat dan kepribadian kita. Kita harus benar-benar mengenal diri kita tertarik pada bidang tertentu. Apakah mengeksplorasi ide-ide yang baru atau minatnya lebih ke arah sosial? Ini seperti panggilan pada murid-murid Yesus yang kemudian disebut rasul. Rasul adalah sebutan yang secara tradisional disematkan pada keduabelas murid Yesus. Mereka adalah orang-orang yang hidup dan beraktivitas bersama Yesus. Mereka pun dipilih dengan latar belakang berbeda, tetapi satu tujuan. Perikop hari ini mengkhususkan tentang pengganti Yudas dan cara Yudas meninggal. Sepeninggal Yudas, posisinya harus diganti. Alasannya, tugas utama kedua belas rasul itu adalah menjadi saksi, terutama kepada orang Yahudi harus tercapai. Akhir hidup Yudas memang tragis. Bahkan bisa dilihat, cara kerjanya pun kurang berkenan. Memang ia bertugas sebagai bendahara tetapi akhirnya tugasnya itulah yang membuat ia terjatuh dalam dosa. Hidup yang Berkenan Perikop ini di akhiri dengan membahas cara pemilihan Matias, yaitu membuang undi. Ini adalah peristiwa terakhir dalam Alkitab yang berkenaan dengan membuang undi. Cara ini dilakukan pada masa itu karena sulit untuk mengetahui kehendak Allah dan firman Allah belum seluruhnya di wahyukan. Hari ini, Tuhan ingin kita bekerja sesuai dengan panggilan-Nya atas hidup kita. Dia rindu hidup kita berkenan dan tidak berakhir tragis seperti Yudas. Mari selesaikan target hari ini dengan penyertaan Tuhan.
Yakobusmati- Petrus dilepaskan dari penjara. 1 Kira-kira pada waktu itu raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat. 2 Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang. 3 Ketika ia melihat, bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus.
Matias Terpilih Menggantikan Yudas Pendahuluan Setelah Tuhan Yesus terangkat ke Surga sampai pada turunnya Roh Kudus, selain berdoa dengan tekun, para Rasul yang dipimpin oleh Petrus melakukan satu kegiatan rohani yang penting, yakni memilih Matias sebagai rasul menggantikan Yudas Iskariot yang mati bunuh diri. Sungguh dramatis sekali akhir hidup Yudas ini. Tapi 1 Timotius 610 telah memperingatkan kita “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai kejahatan.” Memilih seseorang menjadi rasul tidaklah mudah, karena menjadi rasul harus memenuhi beberapa persyaratan ayat 21-22, antara lain pertama, menjadi saksi kebangkitan Kristus. Menjadi saksi kebangkitan Kristus berarti berbicara tentang fungsi seorang rasul. Seorang rasul tidak hanya tahu tentang Yesus sepintas, tapi ia mengalami kehadiran-Nya yang betul-betul hidup. Kedua, seorang rasul hendaknya diambil dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan para rasul selama Tuhan Yesus bersama-sama mereka. Persyaratan yang ditekankan di sini adalah, hendaknya seorang rasul memiliki persekutuan dengan saudara seiman dan dengan Kristus. Jangan Salah Pilih! Kesalahan terbesar yang tidak bisa dicegah adalah ketika kita memilih pemimpin yang salah untuk memimpin. Kadang kala tanpa kita sadari, kecenderungan kita memilih seorang pemimpin berdasarkan apa yang nampak dari luarnya. Kita melihat kemampuannya, kehebatannya dan apa yang dimiliki oleh orang itu. Tapi apa kita lihat dari luarnya belum tentu menampilkan 100% apa yang ada dalam hatinya. Samuel pernah hampir salah mengurapi orang yang akan dipilih Tuhan menjadi raja menggantikan Saul. Samuel hanya melihat seseorang yang pantas menjadi raja dari fisik dan penampilannya. Seandainya prinsip Samuel dipakai dalam gereja Tuhan, alangkah berbahayanya. Karena kita akan selalu salah memilih seseorang yang akan melayani Tuhan dan menjadi pemimpin dalam gereja. Maaf, bukan berarti mengecilkan kemampuan atau karunia seseorang tapi yang terutama adalah hati. Sangat menyedihkan jika gereja Tuhan dipimpin oleh orang-orang yang memiliki kemampuan tetapi tanpa hati. Justru sebaliknya kita harus seimbang memilih seseorang dari segi hatinya dan kemampuannya. Karena orang yang memimpin dengan kemampuannya akan menjadi sombong sebaliknya orang yang memimpin dengan hati akan melayani dengan kerendahan hati. Seperti murid-murid Yesus untuk memilih seorang pengganti Yudas Iskariot, para murid berdoa dan meminta agar Tuhan menunjukkan orang yang tepat menjadi salah satu angota tim dari keduabelas murid Yesus. Mereka memilih anggota tim bukan berdasarkan apa yang mereka lihat, tahu, kenal atau berdasarkan standard manusia tapi sesuai dengan standard Allah yakni; melihat hati. Ayat 26 “Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi adalah Matias dan demikian ia ditambahkan kepada bilangan kesebelas rasul itu.” Praktek membuang undi adalah suatu hal yang wajar dalam PL. Dalam PB, para prajurit membuang undi untuk mendapatkan pakaian Tuhan Yesus Mat. 2735. Akan tetapi, setelah pencurahan Roh Kudus, kebiasaan membuang undi ini, berhenti. Ini berarti, usaha mencari pimpinan rohani haruslah lebih serius lagi daripada sekadar membuang undi. Mencari pimpinan rohani haruslah dilandasi dengan banyak berdoa, membaca firman Tuhan dan memiliki kepekaan rohani terhadap gerakan Roh Kudus. Seperti yang Yesus katakan dalam Yohanes 1416 “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.” Supaya Genap Dua Belas Mengapa Yudas perlu digantikan? Pertama, agar jumlah rasul tetap utuh dua belas sebagaimana pertama kali Tuhan Yesus memilih para murid-Nya. Angka dua belas penting bagi umat Yahudi karena mereka sendiri terdiri dari dua belas suku. PL memang mencatat Tuhan menghukum keras suku-suku Israel karena keberdosaan mereka. Namun PL juga menjanjikan pemulihan terhadap mereka. Mereka dikatakan akan dipersatukan kembali, seperti masa dua belas suku bersatu. Yesus telah menubuatkan kedua belas rasul pilihan-Nya bahwa mereka akan memimpin umat Tuhan bersama Yesus dalam kemuliaan-Nya kelak Mat. 1928. Ini senada dengan kutipan Mazmur oleh Petrus di ayat 20a bahwa musuh Tuhan harus dimusnahkan Mzm. 6926, dan jabatannya harus digantikan Mzm. 1098. Agar kekristenan diterima dan diakui orang Yahudi maka dua belas rasul merupakan pasangan yang tepat dengan dua belas suku Israel. Alasan kedua, Yudas harus digantikan untuk mengembalikan keutuhan dan kemurnian keduabelas rasul yang dinodai oleh pengkhianatan dirinya. Petrus memaparkan kematian Yudas yang mengerikan sebagai upah kejahatannya ayat 18-19. Pengganti Yudas harus memenuhi syarat, seorang yang pernah bersama Yesus semasa hidup-Nya dan juga menjadi saksi bagi kebangkitan Kristus ayat 21-22. Namun yang paling penting adalah, proses pemilihan itu secara final diserahkan kepada Tuhan Yesus sendiri, agar Dia yang menentukan ayat 24-25. Refleksi Apa yang dilakukan Petrus dan murid-murid Yesus lainnya mungkin tidak lazim bagi kita yang hidup pada masa kini, tetapi memiliki makna yang penting secara teologis dan masih relevan untuk dijadikan panduan 1. Penyelesaian masalah di gereja selalu harus berdasarkan kebenaran firman Tuhan yang digali dan diterapkan secara tepat. Libatkanlah Tuhan dalam seiap pengambilan keputusan. Bahkan untuk hal-hal yang secara logika sudah tepat menurut kita. 2. Dosa kesalahan harus cepat dibereskan. 3. Pemilihan kepemimpinan harus memenuhi kriteria tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan. 4. Melalui doa yang sungguh-sungguh gereja menyerahkan keputusan final pada Tuhan bukan pada kebijaksanaan manusia. dari berbagai sumber Postingan Terkait
SJmn.